Tearmoon Empire Story I - Bab 28.5

Settings:
Tearmoon Empire Story (WN)
Arc 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/29




28.5 - Tuan Putri Mia, membalas dendam!


Musim dingin di Kekaisaran Tearmoon sungguhlah dingin. Dan disaat terdinginnya, salju akan turun dan Genangan air menjadi es.
Dungeon dimana Mia dikurung merupakan tempat yang juga cukup dingin, cukup untuk membuatnya membeku jika dia berdiam saja.
Di dalam penjara yang begitu dingin itu, Mia memperhatikan tubuh terbukanya yang halus terekspos udara luar.

"Uu, ini sangat dingin...."
"Ya, terlebih ini sudah memasuki musim dingin."

Hari ini adalah hari dimana Mia mendapatkan air untuk menyeka membersihkan tubuhnya satu pekan sekali.

"Sejujurnya, diriku tidak terlalu membutuhkan...."

Terlepas dari musim panas, tetapi untuk menyeka air pada musim dingin itu sulit. Selain itu, bongkahan kecil es mengganggu terkadang mengapung dipermukaan air.

Namun, jika dia melewatkan ini, dia harus menunggu untuk mendapatkannya lagi pekan depan. Hingga saat itu tubuhnya akan tetap kotor, itu adalah hal yang menyakitkan baginya.
Mia menanggalkan bajunya, lalu mengusap kulitnya sambil merinding.
Anne memandang punggung putih Mia lalu memasukkan tangannya dalam seember berisi air itu.
Es yang mengapung itu cukup dingin untuk membuatnya sakit.
Mengingat wajah dari petugas yang menyerahkan ember berisi air itu dengan seringai dan senyum jahat, Anne menjadi merasa marah. Pernah sekali, dia mencoba memprotesnya, tetapi hanya diabaikan dan situai itu tidak pernah membaik.
Tidak ada pilihan lain, agar tidak dingin, Anne memutuskan untuk menghangatkan kain lembab itu dalam genggaman telapak tangannya sebelum mengunakannya.
Itu adalah perlawanan sederhanya yang tidak seorangpun sadari.
........Namun, Mia sadar akan hal itu.

Karena situasi itu akan menjadi canggung karena diam untuk waktu yang lama, Anne selelu berinisiatif untuk memulai pembicaraan kecil.
Dan pembicaraan pada hari itu adalah....

"Bak mandi besar..... ya?"
"Benar. Ada pemandian uum di kota yang memiliki bak mandi besar dengan air panas yang melimpah.... anda tahu?"
"Eh, ini pertama kalinya diriku mendengarnya."

Anne melanjutkan obrolan, sambil terus menyeka punggung Mia dengan kainlembab yang telah mencapai suhu tertentu.

"Saya pergi dengan adik-adik perempuan saya, setelah lelah bekerja seharian. lalu sebelum itu....."

Anne berbicara tentang para saudarinya dengan suara lembut. Di mata Mia, penampilan Anne sangatlah memesona.

――Diriku juga, sangatlah ingin pergi kesana bersama.

Mia menelan keinginan kecil itu tanpa bisa mengatakannya.
Dia tahu itu adalah harapan yang tidak akan pernah terkabul.... Bahkan jika dia bisa memintanya, dia tidak bisa untuk menyebabkan masalah bagi Anne.
Demikian, sambil tersenyum mia mengatakan,

"Melihat dirimu tampak menikmatinya, diriku tidak begitu yakin bisa menikmati itu. Bagaimanapun juga pemandian umum memanglah sarana kesenangan bagi rakyat jelata."

Anne tidaklah merasa marah maupun benci akan perkataan itu.
Sebaliknya, dia menyadari bahwa ada senyum tipis berisi kesepian di wajah Mia. Rasanya menyakitkan untuk menyaksikan mantan Tuan Putri didepannya yang penuh akan kenanggaan menjatuhkan bahunya.
Namun, jika dia menghiburnya disini, dia hanya akan semakin melukai harga diri Mia.
Setelah berpikir sejenak, Anne memutuskan untuk melakukan sedikit kejahilan.
Merendam tangannya dalam air dingin lalu dengan ujung jarinya dia nenyentuh leher Mia.

"Ei!"

Membelainya dengan lembut!

"Hiii!"

Tubuh halus Mia tersentak.

"A, a, ap-!?"

Anne tersenyum pada Mia, yang terkejut dan berbalik.

"Bagaimana? Bukankah itu tadi menyenangkan? Saya pikir anda mungkin tidak akan mengetahuina jika saya hanya mengatakannya, jadi saya mencoba mendemonstrasikannya. Ei!"
"Thidaaaakkkk! To, tolong hentikan Anne! Hey!"

Setelah lehernya dibelai dan diapit oleh tangan yang dingin itu, Mia menggembungkan pipinya.

"Akan diriku ingat hal ini, Anne. Lain kali diriku pergi mandi bersamamu, pasti, diriku akan membalas dendam padamu, mengerti? Meskipun tampak seperti ini, diriku ini adalah orang yang pendendam, kau tahu?"
"Sayang sekali, itu tidak akan pernah terjadi. Sebab tidak mungkin bagi seorang Yang Mulia Tuan Putri untuk mandi bersama dengan Rakyat Jelata dalam bak mandi yang sama."

Anne membuat wajah penuh kemenangan sambil mengatakan itu.

"Begitukah? Siapa yang tahu itu. Jika hari itu tiba dimana diriku bebas dari tempat ini, diriku bukanlah seorang Tuan Putri lagi bukan? Diriku yang telah kehilanagn status, hanyalah orang biasa yang sama seperti dirimu. Tentunya, Diriku bisa mandi bersamamu juga bukan?"

Anne membalas tersenyum kepada Mia, yang tersenyum berani.

"Ahaha, memang benar itu bisa terjadi. Kalau begitu, mari kita pergi bersama. Lalu saya, sebagai gantinya akan mengalahkan anda dalam permainan anda sendiri."

Mia tahu dengan pasti, bahwa hari seperti itu tidak akan pernah datang.
Satu-satunya ketika Mia keluar dari dungeon, adalah saat dia akan dieksekusi.
Dia yakin, dalam benak Anne juga sama.....
Namun, Mia sanga berterima kasih kepada Anne yang membalas ucapannya sambil tersenyum tanpa adanya sedikitpun perasaan kasihan.




――Tidak mungkin, tidak pernah terlintas dalam benak diriku, bahwa kesempatan seperti itu benar-benar terjadi.




Bahkan setelah dia bereinkarnasi, janji itu masihlah belum tertunaikan.
Memikirkan tentang hal itu, tidaklah mengherankan bahwa seorang gadis yang merupakan seorang Tuan Putri Kekaisaran tidak boleh pergi ke pemandian umum rakyat jelata. Meski begitu, Anne juga tidak bisa pergi ke pemandian yang Mia miliki di Kastil.
Akan tetapi, Mia sangatlah ingin mendi bersama dengan Anne. Dia ingin mengalami pengalaman mandi yang menyenangkan antara para gadis yang pernah didengar olehnya.

Lalu kesempatan itu tiba segera setelah ia tiba di Akademi St. Noel. akan tetapi.....

――Pada waktu itu, Nona Rafina datang sehingga diriku tidak mampu untuk santai.

Beberapa hari kemudian setelah ia bertemu dengan Rafina di pemandian umum, Mia mengundang Anne kembali dan pergi menuju pemandian umum besar.
Seperti hari sebelumnya, pemandian umum itu sepi. Mia tersenyum akan keberuntungan itu, sehingga ia bebas untuk masuk kedalam bak mandi bersama Anne.
Walaupun, bukan berarti Mia akan mengeluh bahkan jika ada seseorang, tetapi....

"Nah sekarang, Putri Mia, saya akan mengeringkan punggung anda."

Anne, dengan rambut merah panjang yang dia kumpulkan dan ikat diatas kepalanya, berlutut disamping Mia.
Segera, terhadap sikap Anne itu, Mia membuat suatu pertanyaan.

"Hei, Anne, bagaimana kalau diriku menyekamu sama seperti yang sebelumnya?"

Mia tidak hanya sekedar ingin mandi bersama, tetap juga ingi bersenag-senang.
Singkatnya dia ingin bermain-main!
Meskipun dia sudah menyeka punggung Anne di lain hari, Anne masihlah tegang dan kaku

――Ini sungguh berbeda dari yang pernah diriku dengar!

Yang dia harapkan adalah mandi yang menyenangkan seperti saling menyiramkan air kemudian saling menggelitik.
Jadi, dengan begitu, Mia hari ini akan membalas dendam! Benar, itu adalah pembalasan dendamnya.

"Tidak, umm, Putri Mia, ini, bagaimanapun juga, ini tidaklah....."

Dengan Anne mencoba melawan seperti sebelumnya, Mia menyeringai.

"Anne, sayang sekali.... ini adalah perintah mutlak. Dirimu tahu, Diriku ini adalah seseorang yang egois, jadi duduk, duduk disana. Diriku akan melakukannya!"

Mia hari ini adalah seorang pembalas dendam yang brutal.




Dengan begitu, sudah beberapa menit berlalu sejak dia mulai menyeka punggung Anne yang berkilau.

――Hmmm, ini sungguh mencurigakan, Anne masih saja gugup. Ini sama sekali tidak menyenangkan.

Mia menggembungkan pipinya tidak puas.

――Apa yang harus diriku lakukan ya......, Ah, benar juga!

Kejadian tidak terduga melintas dalam benaknya.

"Ah, itu mengingatkan diriku..."

Mia tersenyum nakal.

"Diriku tidak hanya berterima kasih padamu, tetapi juga merasa kesal...."
".....Eh? Umm, Putri Mia, apa itu maksudnya?"

Ketika dia terkejut dan berbalik, Mia tersenyum dengan puas, menekankan telapak tangannya yang dingin pada punggung Anne.

"Ei!"
"Unyaaa!"

Dengan teriakan imut, Anne tersentak kedinginan.

"A, a, apa yang anda lakukan, Putri Mia!?"
"Ufufu, Ini adalah balasan, pembalasan dendam!"
"Ba, balasan?"

Meskipun Anne memiringkan kepalanya dalam bingung, dia hanya melihat bahwa Mia tertawa bahagia bertanya-tanya mungkin itu adalah tujuannya, jadi tidak dapat menahannya, dia tersenyum.

"Putri Mia, Anda masih ingat apa yang Nona Rafina katakan sebelumnya bukan? Di dalam pemandian dimana tidak ada seutas benang menutupi, baik rakyat jelata maupun bangsawan tidak ada bedanya bukan....."
"Eh?"

Sambil mengatakan itu, dengan sigap dia mengulurkan tanggannya dan meraih  mengapit Mia.
Tentunya, tangan Anne yang sekarang tidaklah dingin.
Karena disini tidak ada bongkahan es mengambang untuk melakukan kejahilan pada Mia.
Namun, Anne memiliki teknik yang ia kembangkan dari waktu ia pergi ke pemandian air panas bersama adik-adik perempuannya.
Itu adalah teknik bermain yang menyenangkan dan menggembirakan.

Menyentuh perut Mia yang mulus, dia menggelitiknya sekuat tenaga!
Jelaslah, Mia yang tidak pernah mengalami digelitiki, juga tidak ada orang yang dengan beraninya melakukan itu.
Mia, yang sangat pasti tidak memiliki kekebalan, tersentak dengan amat sangat baik.

"Haa? Tidaaaaakk!"

Selain itu, Anne adalah seseorang yang berpengalaman menggelitiki adik-adik perempuannya.

"He, he, hen, henti. Tidaaaaakk!"

Mia tidak mampu untuk melawan, dan karenanya dia digelitik secara sepihak.
Dengan ini, Mia si pembalas dendam dibalas dalam permainannya tanpa rasa takut, namun jauh dalam lubuk hatinya, dia benar-benar menikmati mandi itu.




.....Dan kemudian, dikeesokan harinya, Rafina memberi peringatan, "Harap tenang didalam pemandian umum ya, Putri Mia." dengan wajah tersenyum.
Mia sangat ketakutan dan matanya berkaca-kaca.

"Bagaimanapun, membalas dendam adalah sesuatu yang sangat menimbulkan masalah."

Mia memikirkan kembali hal itu dan memperbaharui pikirannya




Dan mereka hidup bahagia selamanya.



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]
[Masih lanjut, ada buuuuaaaanyak banget]



If you'd like to and wouldn't mind,
you could support or traktir me on:

Post a Comment

0 Comments

At a certain time, there are creatures that walk by two feet. These creatures can be divided into two by gender. These creatures are surprisingly able to pick something using things called hands.
And on a certain day, two of these creatures meet.

"Halloo~ I am Bujangga, ndesu! Nice to meet you!"
"Y, yes. Nice to meet you too, I am Fuurawan."
"Fuurawan-chan ka? Ii no namae."
"S, sangkyu."

The two greet each other due of their faces are facing each other.
They speak, breathe, blink, sweat, and so.
And after a long time passes,

 "!?"
"Kyaa~ Bujang-kyun."
"Daijoubu ka? Fuurawan-chan."
"D, daijoubu... desu."
"Mmm."
"Doushita no?"
"Fuurawan-chan no kaori, suuuuggoku WANGY, hmmmmmppppsshhh ahhhh wangyyyy."
"Mou~ Bujang-kyun no eccchi~."

On a certain day, these two meet and have lunch because they are hungry.
The boy orders fried rice while the girl orders a serve of seasoned rice being processed by frying.
For the drinks, the boy orders hot chocolate while the girl orders a cup of chocolate that has not been cold yet.
They eat their food.
They also feed some spoons with each other.
They then having a leisure exchange.

"Ikeh, yaru?"
"Damee~"
"Ikeh!"
"..."
"Ikeh, tanoshii, kimochii, ore, ganbarimasu!!!"
"Mouu~"
"Dame ka?"
"..."
"Dame nanoka."
"Ee, haayaakuuu~"

The two of them are having exercise, training, and workout, then.
When they finished, then they restarted.
And when they finished, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

On the other occasion,
On a day that is not a night.
That day the sun is shining brightly because it's a day and 12:00 o'clock.
The day is bright and the sun has not been set yet.
The breeze can be felt due to the air is flowing.
As he is breathing, a certain boy is approaching a girl.

"Yaa, kitten-chan, can I have your namae?"
"S, su, suteki~. Ah, hai. Fuurawan desu."
"Fuurawan-chan, huh. What a kirei no namae. By the way, watashi no namae is Badz Zheengan. Watashi wa Son of a Beach. Watashi came from The Pangea Selatan. Diligent in setsuyaku. Ketsueki type is I, I for Ikkehmen. Watashi no hobby wa breathing. Yoroshiku."
"Yoroshiku, Badz Zheengan-san."
"Fuurawan-chan, watashi no yubi to kimi no chawan, let's have made karera meet and unite."
"Hai."
"Watashi-tachi will have much tanoshi."

They have a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok.
When they have done of their a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok, then they re-doing again.
When they finished again, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

"Fuurawan-chaaannn!!! Ikanaide!!!!."
"Gomen ne, Bujang-kun."
"Dameee, Fuurawan-chaannnn!!!"
"Sayonara, Bujang-kun."