Tearmoon Empire Story I - Bab 30

Settings:
Tearmoon Empire Story (WN)
Arc 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/31




30 - Operasi menjatuhkan sapu tangan


Terdapat taman yang indah diantara asrama siswa dengan asrama siswi di Akedemi St. Noel.
Disebut dengan julukan Taman Tirta, disana terdapat air mancur besar dengan banyak saluran air, sesuai dengan negara ini yang dikaruniai sumber air yang melimpah.
Taman ini adalah tempat yang sangat romantis, dihiasi dengan bunga-bunga beraneka warna, menjadi saksi dari banyak pengakuan cinta dari panyak pasangan cinta.

――Ini adalah tempat yang bagus untuk sebuah perjumpaan pertama!

Mia meremas sapu tangan yang telah ia persiapkan, sambil menampilkan senyum yang buruk.
Hari ini adalah hari setelah dia bertemu dengan Rafina.
Sebagai hasil dari kengiatan pengamatan Anne, Mia telah diberitahu bahwa Abel biasanya melewati tempat ini, dan sekarang ia sedang duduk di bangku taman menunggu waktu tersebut tiba.
Ngomong-ngomong, mulai hari ini, Mia telah mengenakan seragam. Seragam itu terdiri dari blazer dan rok pendek lipit dengan lipatan, berwarna putih bersih tanpa keruhan berlawanan dengan hati Mia.
Mengenakan seragam yang begitu cantik, Mia tampak seperti seorang Gadis Suci Kekaisaran, anggun dan cantik.
Dengan tenang ia mendengarkan suara percikan dari air mancur, lalu kemudian seseorang yang ia targetkan datang.

――Yang ditunggu telah tiba!

Melihat target, Mia menghela nafas kecil, lalu bangun dari bangku.
Mia berjalan tepat didepan Abel, melirik kebelakang, untuk mencari waktu yang tepat.....,

――Sekarang!

Ia menjatuhkan sapu tangannya.
Sapu tangan itu berkibar layaknya menari, lalu jatuh di dekat kaki Abel.
Mia yang melihatnya, mengangkat kegembiraan dalam benaknya.

――Sungguh suatu kontrol sempurna dari diriku. Jika seperti ini!

Mia berjalan selambat mungkin, menunggu untuk dipanggil. Berjalan.... masih berjalan.... namun masih belum dipanggil.

――Ini sungguhlah aneh?

Memeriksa kondisi saputangannya, ia hanya menjumpai kenyataan sapu tangannya terjebak direrumputan, berkibar tersapu angin.

――K, ke, kenapa, kenapa engkau tidak mengambil sapu tangan itu!?

Ia mengarahkan pertanyaan itu untuk Abel, sedangkan Abel, dia memanggil seorang gadis yang ada didekatnya.

"Apakah ada masalah, Nona?"

Dia pernah mendengar rumor.
Dan Mia, dia sepenuhnya lupa.
Jika ada sebuah sapu tangan di satu sisi dan seorang gadis dalam kesulitan di sisi lain, Abel akan menuju ke sisi si gadis itu tanpa ragu.
Kemudian, jika ada kesempatan, dia akan mencoba melakukan pedekatan.

Si tampan yang lembut, mengecewakan, juga menyedihkan.
Itulah esensi dari seorang lelaki bernama Abel Remno.
Diterjemahkan oleh: pemudatunawisata[.]my.id
Lebih jauh lagi, kesialan Mia masih berlanjut.

"Nn? Ini....., Barang hilang?"

Ada seseorang yang memungut sapu tangan Mia.
Dengan rambut keperakan yang indah, ditambah wajah bermartabat yang membuatnya jengkel, musuh besar Mia, Shion, yang mengambil sapu tangan Mia dengan gerakan elegan.

"Apakah ada, yang menjatuhkan sapu tangan?
"A, a, a!"

Tanpa sengaja mengemertakkan giginya, ia memutuskan untuk pergi. Tidak berurusan dan berhubungan dengan Shion  dan Tiona adalah tujuan pertama Mia.

Jangan memanggilku, jika hal itu terjadi, tamatlah sudah!

Tidak ada pilihan selain pura-pura tidak tahu dan pergi.
Mia mencoba untuk berjalan pergi, tetapi.....,

"Ah, itu, itu adalah kepunyaan Putri Mia."

Suara dari musuh yang lain mendekat.
Tiona Rudolfon berlari mendekati Shion.

"Saya kemarin, dipinjami hal yang sama, tidak ada kesalahan."

Sambil mengatakannya, ia mengeluarkan sapu tangan yang telah dia cuci dengan hati-hati lalu menunjukkannya.
Sapu tangan yang digunakan Mia dibuat oleh pengrajin kekaisaran. Para pengrajin yang terampil itu, sangat memperhatikan barang-barang pribadi Sang Tuan Putri Kekaisaran, mereka memberi renda unik ditepunya sebagai sentuhan akhir.
Dan itu menjadi suatu bukti yang kuat.

"Ah, disana, Tuan Putri Mia!"

――Ja, jangan mengatakan hal-hal yang tidak perlu!

Tidak ada jalan keluar untuk ini. Setelah berpikir sejenak, Mia lalu dengan anggun berbalik dan mengecek seragamnya.

"Oh, benar. Sepertinya diriku tidak sengaja menjatuhkannya."

Sambil tersenyum.

"Untuk memberitahu diriku, terima kasih banyak."
"Begitu, jadi ini, barang kepunyaan Putri Mia."

Kata Shion, lalu mendekati Mia, meletakkan tangannya didepan dadanya dan membungkuk.

"Senang berjumpa untuk pertama kalinya, Saya adalah Shion Saul Sankland, pangeran dari Kerajaan Sankland. Yang Mulia Tuan Putri Mia, saya telah mendengar rumornya."
"Terima kasih, ini adalah suatu kehormatan, Saya adalah Mia Luna Tearmoon."

Mia juga dengan anggun mengangkat roknya sedikit.
Kemudian, dia mencoba untuk meninggalkan tempat itu dengan segera, tapi.....

"Sungguh suatu kebetulan berjumpa di tempat ini. Tuan Putri Mia, maaf untuk ketidak sopanannya, apakah anda sudah memiliki pendamping untuk pesta dansa esok?"

Dia memiliki firasat buruk.

"Andai, jika anda belum memiliki, apakah anda bersedia datang bersama saya....."

――Bagaimana hal ini, kenapa, menjadi seperti ini!?

Melihat senyum Shion yang akan membuat siapapun gadis menyerah dalam satu serangan, Mia hanya menjerit di dalam hatinya.




~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]

Terima kasih kalau mau bantu Share



If you'd like to and wouldn't mind,
you could support or traktir me on:

Post a Comment

0 Comments

At a certain time, there are creatures that walk by two feet. These creatures can be divided into two by gender. These creatures are surprisingly able to pick something using things called hands.
And on a certain day, two of these creatures meet.

"Halloo~ I am Bujangga, ndesu! Nice to meet you!"
"Y, yes. Nice to meet you too, I am Fuurawan."
"Fuurawan-chan ka? Ii no namae."
"S, sangkyu."

The two greet each other due of their faces are facing each other.
They speak, breathe, blink, sweat, and so.
And after a long time passes,

 "!?"
"Kyaa~ Bujang-kyun."
"Daijoubu ka? Fuurawan-chan."
"D, daijoubu... desu."
"Mmm."
"Doushita no?"
"Fuurawan-chan no kaori, suuuuggoku WANGY, hmmmmmppppsshhh ahhhh wangyyyy."
"Mou~ Bujang-kyun no eccchi~."

On a certain day, these two meet and have lunch because they are hungry.
The boy orders fried rice while the girl orders a serve of seasoned rice being processed by frying.
For the drinks, the boy orders hot chocolate while the girl orders a cup of chocolate that has not been cold yet.
They eat their food.
They also feed some spoons with each other.
They then having a leisure exchange.

"Ikeh, yaru?"
"Damee~"
"Ikeh!"
"..."
"Ikeh, tanoshii, kimochii, ore, ganbarimasu!!!"
"Mouu~"
"Dame ka?"
"..."
"Dame nanoka."
"Ee, haayaakuuu~"

The two of them are having exercise, training, and workout, then.
When they finished, then they restarted.
And when they finished, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

On the other occasion,
On a day that is not a night.
That day the sun is shining brightly because it's a day and 12:00 o'clock.
The day is bright and the sun has not been set yet.
The breeze can be felt due to the air is flowing.
As he is breathing, a certain boy is approaching a girl.

"Yaa, kitten-chan, can I have your namae?"
"S, su, suteki~. Ah, hai. Fuurawan desu."
"Fuurawan-chan, huh. What a kirei no namae. By the way, watashi no namae is Badz Zheengan. Watashi wa Son of a Beach. Watashi came from The Pangea Selatan. Diligent in setsuyaku. Ketsueki type is I, I for Ikkehmen. Watashi no hobby wa breathing. Yoroshiku."
"Yoroshiku, Badz Zheengan-san."
"Fuurawan-chan, watashi no yubi to kimi no chawan, let's have made karera meet and unite."
"Hai."
"Watashi-tachi will have much tanoshi."

They have a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok.
When they have done of their a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok, then they re-doing again.
When they finished again, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

"Fuurawan-chaaannn!!! Ikanaide!!!!."
"Gomen ne, Bujang-kun."
"Dameee, Fuurawan-chaannnn!!!"
"Sayonara, Bujang-kun."