Tearmoon Empire Story I - Bab 31

Settings:
Tearmoon Empire Story (WN)
Arc 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/32




31 - Sinar harapan


――A, a, ap, ap, apa, apa, apa yang harus diriku lakukan...!?

Mia dalam kekacauan.
Jika dia menjadi pendamping dansa Shion, tidak akan terhindari dia akan terkoneksi kuat dengannya.
Ketika koneksi itu menjadi semakin dalam, bukan hal yang aneh untuk terjadi  kesalahan membuka rute menuju "Revolusi→Keikutsertaan pihak Kerajaan→Guillotine!!!"
Ini adalah hal yang buruk, amat sangat gawat.
Namun jika dia menolaknya disini, kesan Shion padanya akan menjadi buruk.
Selain itu, sebagai alasan untuk penolakan, jika dia berbohong bahwa dia telah memiliki pendamping dansa, itu akan mustahil untuk menemukan seseorang hari ini juga.
Bagaimanapun, tidak akan ada seorangpun yang memiliki tekad kalah secara terhormat untuk mengundang seorang "Tuan Putri Kekaisaran yang telah menolak undangan Shion" menjadi pendamping pesta dansanya.

Ditengah situasi terkurung dari segala arah, Mia berhasil menemukan celah untuknya menyelamatkan diri.
Seolah seekor tikus kecil menajamkan kesemua inderanya, menjelajahi rute pelarian di dalam kapal yang sedang tenggelam.
Di saat itu, suatu pemandangan yang tidak sedap dipandang terangkap di tepi bidang pandangnya.
Abel, seorang siswa yang mengabaikan sapu tangan rapi miliknya, digiring ke belakang suatu gedung oleh seorang siswa senior.
Dalam suasana yang seakan seperti tepi bilah pedang, indera pembau tikus Mia bereaksi dengan tajam.

――Ini adalah suatu kesempatan!

"Nn? Dia adalah.....?"

Tampaknya, Shion juga memperhatikan.

"Saya mohon permisi sebentar, maaf untuk ketidak sopanannya."

Dengan alasan yang bagus untuknya melarikan diri, Mia dengan cepat melewati Shion.


Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!


"KAU... Apa yang kau lakukan?"
"Itu, Kakahanda, aku hanya sedang mengundangnya untuk menjadi pendamping dansa...."

Siswa itu menampar Abel yang sedang menjawab.

――Ya ampun, sungguh orang yang biadab. Berbicara tentang Kakahanda Pangeran Abel, pastinya dia adalah Pangeran Pertama, bukan....?

Mia menyaksikan adegan itu dari bayang-bayang.

"Dasar lemah.... merendahkan dirimu sendiri didepan wanita. Jika kau adalah anggota Keluarga Kerajaan Remno yang terhormat, latih pedangmu dengan giat. dengan itu, maka wanita manapun akan mendekat."

Menghina dan memandang rendah pada Abel.

"Hnn, Bagaimanapun, anjing pecundang sepertimu, pendamping dansamu pastilah seorang wanita yang tidak layak. Sungguh menyedihkannya dirimu."

――Hanya prasangka satu sisi, akan tetapi diriku rasa menghampiri seorang gadis yang sedang dalam kesulitan adalah suatu kesopan santunan....

Dengan sedikit jijik dalam hatinya, Mia mengangkat suaranya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Abel dan kakaknya terkejut pada kemunculan Mia yang tiba-tiba.

"Siapa, kau...."

Suara yang tidak menyenangkan.

"Sekarang, kami sedang sibuk, Nona. Ah tidak perlu khawatir, ini hanyalah pertengkaran biasa antar saudara. Jadi bagaimana kalau kau menyingkir dari sini dengan tenang? Bagaimana?"

Lalu kakak Abel mendekatkan wajahnya pada Mia dan menatap lurus ke mata Mia.
Tanpa disertai dengan simpati, ia cocokkan mata dengan Mia..... seakan berbicara dengan bocah, tentu saja itu adalah ancaman langsung terhadap seorang gadis yang lebih muda.
Sedangkan disisi lain, Mia.

――Ya ampun, sungguh bocah yang nakal.

Entah bagaimana dia hanya tersenyum.

Di dalam diri Mia adalah seorang wanita yang berusia lebih dari dua puluh tahun. Meskipun dia menghabiskan dua tahun di dungeon, beberapa bagian dalam dirinya masih belum matang secara mental. Meski begitu, dia masih bisa dikatakan sebagai seseorang yang telah dewasa.
Lebih lagi, dia telah melewati medan dimana pedang diarahkan kepadanya dari tentara-tertara Pasukan Revolusi.
Dan juga, dia telah mengalami niat membunuh yang nyata.

Sedangkan disisi lain, Kakak Abel yang hanyalah seorang siswa senior, adalah seseorang yang tumbuh di lingkungan yang baik-baik saja sebagai seorang pangeran.
Selain itu, bahkan jika dia adalah seorang Pangeran Pertama, Kerajaan Remno lebih inferior dari Kekaisaran Tearmoon.

――Ancaman di tingkat itu, bukanlah apa-apa.

Mia tertawa lirih.

"A, apanya yang lucu!"
"Ah, Maaf atas ketidaksopanan diriku. Akan tetapi, jika dirimu memukul wajah pendamping dansa diriku begitu banyak, Diriku akan dalam masalah."

Mengatakan begitu, Mia melangkah menuju Abel.
Tampaknya, bibir Abel sobek, jadi dia dengan lembut menekankan saputangannya di bibirnya dan tersenyum.

"Ya ampun, Pangeran Abel. Beginilah yang terjadi jika dirimu melupakan telah berpasangan dansa dengan diriku dan berlaku lembut dengan gadis lain, bukan?"
"Eh....?"

Abel termangu membuka mulutnya.
Mengesampingkan dirinya, Mia mengangkat sedikit ujung roknya.

"Ini pertama kalinya saya bertemu dengan anda, Pangeran Pertama Kerajaan Remno. Saya adalah Mia Luna Tearmoon, Tuan Putri dari Kekaisaran Tearmoon."

Ucapnya sambil melayangkan senyuman yang bagus.

"Dan saya bukanlah wanita tak layak yang menjadi pendamping pesta saudara anda."



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]



If you'd like to and wouldn't mind,
you could support or traktir me on:

Post a Comment

0 Comments

At a certain time, there are creatures that walk by two feet. These creatures can be divided into two by gender. These creatures are surprisingly able to pick something using things called hands.
And on a certain day, two of these creatures meet.

"Halloo~ I am Bujangga, ndesu! Nice to meet you!"
"Y, yes. Nice to meet you too, I am Fuurawan."
"Fuurawan-chan ka? Ii no namae."
"S, sangkyu."

The two greet each other due of their faces are facing each other.
They speak, breathe, blink, sweat, and so.
And after a long time passes,

 "!?"
"Kyaa~ Bujang-kyun."
"Daijoubu ka? Fuurawan-chan."
"D, daijoubu... desu."
"Mmm."
"Doushita no?"
"Fuurawan-chan no kaori, suuuuggoku WANGY, hmmmmmppppsshhh ahhhh wangyyyy."
"Mou~ Bujang-kyun no eccchi~."

On a certain day, these two meet and have lunch because they are hungry.
The boy orders fried rice while the girl orders a serve of seasoned rice being processed by frying.
For the drinks, the boy orders hot chocolate while the girl orders a cup of chocolate that has not been cold yet.
They eat their food.
They also feed some spoons with each other.
They then having a leisure exchange.

"Ikeh, yaru?"
"Damee~"
"Ikeh!"
"..."
"Ikeh, tanoshii, kimochii, ore, ganbarimasu!!!"
"Mouu~"
"Dame ka?"
"..."
"Dame nanoka."
"Ee, haayaakuuu~"

The two of them are having exercise, training, and workout, then.
When they finished, then they restarted.
And when they finished, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

On the other occasion,
On a day that is not a night.
That day the sun is shining brightly because it's a day and 12:00 o'clock.
The day is bright and the sun has not been set yet.
The breeze can be felt due to the air is flowing.
As he is breathing, a certain boy is approaching a girl.

"Yaa, kitten-chan, can I have your namae?"
"S, su, suteki~. Ah, hai. Fuurawan desu."
"Fuurawan-chan, huh. What a kirei no namae. By the way, watashi no namae is Badz Zheengan. Watashi wa Son of a Beach. Watashi came from The Pangea Selatan. Diligent in setsuyaku. Ketsueki type is I, I for Ikkehmen. Watashi no hobby wa breathing. Yoroshiku."
"Yoroshiku, Badz Zheengan-san."
"Fuurawan-chan, watashi no yubi to kimi no chawan, let's have made karera meet and unite."
"Hai."
"Watashi-tachi will have much tanoshi."

They have a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok.
When they have done of their a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok, then they re-doing again.
When they finished again, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

"Fuurawan-chaaannn!!! Ikanaide!!!!."
"Gomen ne, Bujang-kun."
"Dameee, Fuurawan-chaannnn!!!"
"Sayonara, Bujang-kun."