Jimi de Medatanai Watashi wa - Bab 1

Settings:
Jimi de Medatanai Watashi wa, Kyou de Owari ni Shimasu!!
The Plain and Unnoticeable Me is No More
地味で目立たない私は、今日で終わりにします
Diriku Yang Polos dan Tak Menarik Kini T'lah Tandas

Lakon 1 - Putri Duke yang pertunangannya berakhir


Src: https://ncode.syosetu.com/n6902el/3

Wuiiihhh... panjang bat, baru juga bab 1.... 😂 



Bab 1 - Pesta dies natalis akademi adalah tempat jatuhnya hukuman


Elaine Lana Norris, Seorang putri Duke Norris. Terlahir dari Ayah yang merupakan menteri pertahanan Kerajaan Wylingham dan Ibu yang merupakan Tuan Putri dari kerajaan tetangga, Kerajaan Alford, Adalah permata paling mulia diantara kesemua puteri bangsawan dinegara itu.
(PTW/N: Tapi kok ya tuan putri nikahnya kok sama duke negara lain? kok ngga sama keluarga kerajaan? atau duke negara sendiri?)
Namun, meskipun terlahir dari garis keturunan yang begitu mulia itu, ia tiba-tiba didorong jatuh ke lantai pada malam Pesta Dies Natalis Akademi. Dari tengah aula, teriakan pemutusan pertunangan dapat terdengar.



"Elaine Lana Norris! Aku putuskan pertunanganmu denganku berakhir! Aku sudah banyak mendengar banyak perbuatan keterlaluanmu pada Sandra-ku yang berharga! Tuk melecehkan Sandra yang cantik hanya karena kau polos dan tidak menarik, kau sungguh tidak hanya buruk diluar, namun juga buruk sampai kedalam inti! Aku sudah menahan diri selama ini karena Sandra yang murah hati mengatakan padaku untuk tidak menyalahkanmu, tapi, kali ini, aku sudah pada batasnya."

Disebelah tunanganku, Yang Mulia Frederick, ada seorang gadis yang digadang-gadang akan menjadi Dara Suci, dan secara khusus diizinkan untuk masuk ke akademi ini tahun lalu. Tapi, kupikir dia sama sekali bukanlah orang sucu atau semacamnya.



Enam belas tahun yang lalu, dimalam ketika sejumlah besar gugusan bintang-bintang mewarnai langir, seorang pendeta besar yang melayani Kuil Agung memperoleh ramalan yang tidak terduga.

"Segera, seorang Dara Suci akan terlahir di negara ini! Kekuatannya akan bangkit di ulang tahunnya yang ke 15 atau 16. Sosok itu akan menyelamatkan orang-orang di negeri ini dengan kekuatan sucinya."


Di Kuil Agung, terdapat sebuah buku tua yang menceriterakan tentang mukjizat-mukjizat yang dilakukan seorang Dara Suci yang muncul di suatu negara dahulu kala, tidak dapat dipastikan apakah itu benar atau tidak. Namun Raja, percaya pada ramalan ini. Dan sekarang, mereka menunggu kemunculan sang Dara Suci.
Kemudian, suatu hari, lima belas tahun kemudian di dekat gerbang istana, seorang peramal mengatakan, "Dia adalah reinkarnasi dari Sang Dara Suci!". Dengan satu kata itu, seorang gadis cantik yang kebetulan berjalan didekatnya segera ditetapkan menjadi dara suci. Nama gadis itu adalah Sandra, seorang gadis jelata miskin yang bahkan tidak bisa mengenyam bangku sekolah.
Tetapi, tak peduli berapa lama menunggu, kekuatan sucinya tidak pernah bangkit, dan satu tahun telah berlalu sejak saat itu. Ulang tahun Sandra yang ke enam belas hampir tiba. Orang-orang disekitarnya mulai curiga bahwa peramalan itu melakukan kesalahan. Namun, sang pangeran melindunginya dan bersikeras bahwa ia benar-benarlah seorang Dara Suci, hanya saja kekuatannya belum bangkit.

Semua orang mungkin tidak sadar, tetapi apa yang dikatakan peramal itu bukanlah "Dia seorang Dara Suci" melainkan "Dia adalah reinkarnasi dari Dara Suci", dan mungkin saja dia hanya seorang gadis biasa ketika terlahir kembali. Selain itu, tidak ada yang tahu apakah itu kebenaran atau dusta, dan sulit untuk menyalahkan si peramal. Dan juga tak ada cara untuk membuktikan seseorang adalah reinkarnator.
Si peramal itu menghilang begitu saja begitu ia menerima dua puluh koin emas sebagai imbalan karena menemukan sang dara suci.
Menurut buku itu, dara suci sejati adalah seorang gadis dengan kekuatan penyembuhan yang kuat yang mampu melenyapkan iblis, namun aku percaya bahwa tidak ada yang namanya orang suci sejak awal.

Karena Sandra adalah seorang rakyat jelata, ia sering mendapat perlakuan buruk oleh para putri bangsawan, tetapi tidak ada yang sampai melakukan sesuatu hal keterlaluan untuk melecehkannya. Sebagai sosok yang berdiri diatas para wanita bangsawan di akademi ini, aku memperingatkan untuk tidak mengganggu Sandra. Namun, entah bagaimana, dalam pikiran mereka, akulah yang telah melakukan hal-hal buruk kepada Sandra.
(PTW/N: Kesian neng Lana, ga ngapa-ngapain malah dituduh. Ini si pangerannya yang ambil kesimpulan sendiri, apa ada yang kambing hitamin.)
Di aula, para putri bangsawan yang mencoba membelaku berbaris dibelakangku, memelototi Pangran Frederick dan Sandra. Sungguh melegakan mengetahui bahwa meskipun para pria menatap dengan kebencian, aku masih memiliki dukungan dari para wanita.

"Maaf semuanya, mohon hentikan. Saya baik-baik saja. Kita tidak bisa merusak pesta perayaan dies natalis yang penting ini. Yang Mulia Frederick, mari ubah tempat. Ini bukan tempat yang tepat untuk membucarakan tentang pertunangan, ini bukanlah sesuatu yang layak ditampilkan didepan khalayak."

Demi kebaikan bersama, aku menyarankan untuk membahas hal ini di ruangan lain, akan tetapi Sandra, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, berdiri di depanku mengkritik dan menyalahkanku di depan yang mulia dengan air mata di matanya.
Hari ini dia mengenakan busana yang sangat mewah sampai-sampai ia bisa dikira adalah seorang tuan putri, sesuatu yang tidak cocok untuk acara sekolah.
Gaun yang ia kenakan adalah produk kelas satu bagaimanapun melihatnya, gaun itu dibuat dari sutra terbaik yang mustahil bisa dibeli oleh jelata, dirancang oleh perancang busana kenamaan, dan dijahit oleh seniman kerajaan. Entah kenapa, tiara yang harusnya aku terima, dikenakan dikepalanya. Begitu pula kalung berkilau yang cocok dengan tiara itu menonjolkan suasana kehadiran, lalu anting-anting ruby dan berlian besar yang tampak berat itu berkilau dan berayun di terlinganya.

"Jahat sekali! Aku tidak percaya kau mengkritik Frederick didepan semua orang. Apa kau mencoba menjatuhkan haga diri pangeran?"
"Saya tidak memiliki niatan melakukan itu. Bagaimana anda bisa memutarbalikkan kata-kata itu? Selain itu, itu adalah bentuk ketidak sopanan untuk memanggil Yang Mulia Pangeran Mahkota dengan nama disepan khalayak."

Tidak peduli bagaimana ia diperlakukan sebagai orang suci, tetap tidaklah sopan untuk menanggil seorang pangeran mahkota dengan nama. Ketika aku menunjukkan hal ini padanya, dia terkejut, lalu kali ini, sang pangeran membelanya.

"Diam kau, Elaine! Aku mengizinkan Sandra untuk memanggilku dengan namaku, kau tidak berhak untuk mengkritiknya! Itu adalah kebiasaanmu untuk mencibir dan tidak suka pada Sandra kan? Sandra yang malang sudah mengatakan setiap pelecehan yang dia terima darimu, akan tetapi dia mengatakan untuk tidak menyalahkanmu karena dia merasa dia sendiri yang salah dan tidak pantas. Namun pelecehamnu telah meningkat dari waktu ke waktu dan sampai pada titik kan menunjukkan warna aslimu sebagai penjahat! Aku akan membiarkan semua orang mendengarkan semua hal buruk yang kau lakukan. Nah sekarang Sandra, karena aku bersamamu, kamu bisa mengekspos semua hal keji wanita itu disini dan saat ini juga."

Apa yang orang-orang ini bicarakan? Apa yang telah aku lakukan? Kenapa mereka terus menyalahkanku untuk hal-hal yang saa sekali tidak aku lakukan, yang bisa aku lakukan hanya mendengar argumen mereka dalam kebingungan.

Sandra bersembunyi dibelakan Frederick, berpegangan erat pada lengannya gemetar seperti anak ANJING ketika ia mulai memuntahkan semua pelecehan yang dia katakan aku yang telah melakukannya.

"Nona Elaine dulu dengan sarkastik menyuruhku pindah ke sekolah yang sesuat dengan derajatku dan menunggalkan akademi ini sesegera mungkin karena aku hanya merusak pemandangan, menggangguku ketika tidak ada orang disekitar. Juga, ketika aku secara tidak sengaja menjatuhkan wadah tinta milik Nona Elaine, dia menyuruhku untuk membersihkannya dengan pakaianku, dan ketika aku tidak bisa melakukan apa yang ia perintahkan, dia menumpahkan tinta ke atas rokku berkali-kali sejak saat itu. Pada hari setelah hari hujan, aku dipaksa untuk membersihkan lantai yang bernoda lumpur dengan pakaianku sampai bersih, dipaksa merangkak dilantai sambil membersihkan lumpur. Hal terburuknya adalah ketika aku diserang penjahat dalam perjalanan pulang dari sekolah pada hari aku mengenakan gaun yang Frederick berikan untuk mengganti pakaian kotorku. Namun aku selamat berkat Evan yang ada disana waktu itu, tetapi aku benar-benar takut...."

Cara dia gemetar dan mengatakan tentang pelecehan yang ia terima itu mengundang simpati, tetapi semua yang dikatakannya adalah kebohong belaka.

Sebenarnya, wanita-wanita lainlah yang melakukannya, dan yang aku lakukan hanyalah memperingatkan mereka. Selain itu, aku yakin aku tidak melakukan itu ketika ada Sandra, tetapi saat dia mengunjungi Yang Mulia. Seseorang yang mencuri dengar hal ini pasti memberitahunya.
Tentunya tidak sulit untuk memahami perasaan putri bangsawan yang berbicara di belakang Sandra. Sejak awal, jelata seperti dia tidak mungkin bisa mengikuti isi kelas yang diambil para bangsawan, dan sangatlah aneh bahwa dia bisa diterima di akademi tanpa harus mengikuti ujian.
Ngomong-ngomong, aku tidak mengatakan hal itu, yang aku katakan adalah, jika anda tidak bisa mengikuti pelajaran, maka anda harus mulai lagi dari kelas yang sesuai dengan kemampuan akademik anda.

Secara sederhana, ini seperti siswa dasar yang dibuat untuk mengambil kelas siswa lanjutan secara tiba-tiba. Rakyat jelata belajar hanya sampai pada taraf bisa membaca, menulis, menambah dan mengurangi sebanyak yang dapat dipelajari oleh siswa kelas satu di sekolah dasar, dan untuk belajar lebih lanjut dari itu akan memerlukan biaya yang mahal. Sementara anak-anak dari keluarga saudagar kaya mungkin bisa menempuhnya, anak-anak jelata seperti Sandra yang harus pergi bekerja saat mereka masih anak-anak biasanya langsung terjun ke masyarakat dan menjadi dewasa.

Aku ingat tentang kajadian tinta itu juga, tetapi isinya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Pasti ada beberapa orang yang masih ada kelas saat itu. Pada keadaan ini, orang-orang tidak akan percaya padaku bahkan jika aku mengatakan kebenarannya. Aku tidak ingin ada yang mengatakan apa pun pada saat ini. Tidak ada hal baik yang terlahir dari terlibat dalam kekacauan dengan keluarga kerajaan.


Terkecuali teman-temanku, seorang siswa perempuan, percaya pada apa yang dia katakan dan menatapku dengan alis terangkat dan pandangan jijik.

Dan tentang Evan yang dia bicarakan, dia adalah putra kedua dari kapten yang memimpin kelompok elit Ksatria Kerajaan, Pasukan Findlay, dan ayahku dan ayahnya telah bersahabat sejak masa sekolah mereka.
Sebelum pertunanganku dengan Yang Mulia diputuskan, dialah akan menjadi tunanganku, meskipun itu adalah janji lisan antara orang tua kami. Dan kami berdua sadar akan hal itu, dan meskipun masih muda, kami secara samar jatuh cinta.
Dia adalah anak lelaki yang menjanjikan yang ingin menjadi seorang ksatria, seperti ayahnya, dan dia dan aku adalah teman masa kecil dan kami sangatlah dekat, sampai akhirnya Sandra memasuki akademi, tetapi sebelum aku menyadarinya, dia mulai mengabaikan, memberi tatapan buruk ketika aku berbicara kepadanya, membenciku tanpa alasan yang jelas. Meskipun sudah lama saling mengenal, aku sangat kecewa bahwa dia sangat berubah ketika dia memiliki seorang wanita yang dia cintai.

"Saya tidak tahu siapa yang memberitahumu akan hal itu, tapi saya tidak pernah mengatakan padamu untuk pindah. Kemudian lagi, saya tidak ingat menyuruh Anda untuk menyeka lantai dengan pakaian Anda. Anda tahu itu, Sandra, bukan? Demi kehormatan Anda dan saya menjaga diri supaya tetap diam, tetapi bukanlah hal baik untuk berbohong. Juga, izinkan saya memberi tahu Anda sesuatu, saya bersumpah kepada Tuhan saya tidak pernah mengirim seorang penjahat kepada Anda. Selain itu Tuan Evanlah yang mengikuti Anda berkeliling sebagai pengawal, dan dia tahu apakah itu dusta atau kebenaran, bukan? Oh Tuan Evan, apakah yang dikatakannya benar? Anda mengatakan akan menjadi ksatria di masa depan. Saya percaya bahwa Anda hanya akan mengucapkan kebenaran."

Aku mengatakan itu dengan tatapan serius pada Evan, dan aku pikir aku tidak bisa terus-terusan tetap duduk di lantai seperti ini selamanya, jadi aku mencoba berdiri.
Tampaknya pergelangan kakiku terkilir ketika aku didorong jatuh, dan ini menyebabkan rasa yang sangat sakit.
Sandra meraih lengan baju Evan sambil memberinya tatapan sembab, penampilan yang penggelitik keinginan lelaki untuk melindungi.
Evan melangkah maju menuju di depanku, Aku terhuyung karena rasa sakit luar biasa pada pergelangan kakiku. Lalu aku dipaksa jatuh terduduk di lantai, lalu dia mengutukku dengan keras.
Ekspresi meringis kesakitan muncul di wajahku karena rasa sakit yang parah itu saat dijatuhkan ke lantai, aku tak sanggup menahannya.
Aku mencoba melindungi kakiku menggunakan satu tanganku, akan tetapi itu tidak tepat waktu, dan dampak dari lutut menghantam lantai langsung memperparah rasa sakit di pergelangan kakiku. Rasa sakit yang luar biasa itu membuatku ingin berteriak bila saja tidak ada orang disekitar, namun aku menahannya dengan menggigit gigi gerahamku.
Rambutku yang telah tertata rapi kini acak-acakan dan kusut. Poniku yang telah aku sisir menyamping kini menggantung menutupi wajahku. itu membuat frustrasi, tetapi berkat itu, orang-orang disekitarku tidak bisa melihat ekspresi kesakitanku.

"Tentang ia diserang oleh penjahat, itu adalah kebenaran! dan itu terjadi dua kali! Yang pertama, mereka cukup ahli sehingga mereka berhasil lolos, tapi yang kedua kali, aku berhasil menangkap mereka dan mengiterogasi siapa yang mengirim mereka. Mereka mengakui kalau mereka melakukan itu atas perintahmu. Dan dari kentong mereka aku menemukan instruksi tertulis dan uang bayaran."
".....!?"
"Kau telah berubah menjadi wanita tercela yang berselubung dalam kulit wanita terhormat, dan dari bayangan kau memerintahkan lelaki kasar untuk menyerang wanita lemah! Aku telah menganggapmu teman selama bertahun-tahun, tetapi sekarang aku sangat kecewa!"

Seluruh tubuhku membeku karena makian yang mengerikan itu. Ini adalah pertama kalinya aku merasa takut pada Evan.

"Aku tidak menyaksikan peristiwa tentang kejadian noda tinta, tapi aku melihat gaunnya bernoda tinta, aku telah menyaksikan Sandra merangkak di lantai berlumpur dan menyeka lantai dengan ujung gaunnya sambil menangis, beberapa kali. Dia menangis pada Yang Mulia, mengatakan kalau kaulah yang memerintahkannya. Jika kau begitu frustrasi Yang Mulia diambil darimu, maka kau bisa mengatakan itu langsung pada Yang Mulia daripada melecehkannya."

Evan tidak tampak sedang berbohong, tetapi jika itu benar, itu berarti seseorang berpikir bahwa Sandra menghalangi dan mengirim penjahat.
Apa kau serius berpikir bahwa akulah yang melakukan sesuatu yang mengerikan itu?

"Saya tidak melakukan hal-hal semacam itu dan juga saya tidak tahu apa-apa....? Apa yang sebenarnya anda katakan....?"
"Bicara jujurlah. Kaulah yang letah melepaskan orang-orang yang telah aku tangkap itu, kan? Sandra mengatakan ketika aku pergi memanggil penjaga, ia melihatmu membuka ikatan mereka dan melarikan diri. Tidak perlu mencari-cari pembelaan lain."

Untuk pertama kalinya, Evan, yang begitu dekat denganku, menatapku dengan tatapan dingin yang menusuk, mengunggapkan kemarahannya di depan khalayak. Sosoknya tidak seperti biasanya yang jarang menunjukkan emoji di wajahnya didepan orang lain.
Tak peduli aku mengatakan kepadanya bahwa itu semua adalah kebohongan, kata-kataku tidak akan pernah sampai padanya. Itu sangat menyedihkan, aku merasa ingin menangis saat itu juga.

"Apa yang anda bicarakan....? Kapan itu terjadi? Saya akan membuktikan bahwa saya tidaklah terlibat. Jika anda memberi tahu saya kapan itu tepatnya terjadi....."

Ketika Pangeran Frederick mendengar itu, dia mengambil gelas yang dipegang Aaron lalu melemparkannya kearahku dengan amarah.

"Kau bajingan yang tidak tahu diri! Buktinya sudah tampak, dan aku percaya Sandra mengatakan dia melihatmu leri dengan para penjahat."

Sebagian besar isi gelas yang dilemparkannya jatuh ke lantai, tetai ada juga yang mengenai punggung Evan yang ada didepanku. Gelas itu mengenai bahuku, lalu jatuh berguling tanpa pecah dengan sedikit minuman yang tertinggal. Isi gelas membentuk noda bintik-bintik merah dari bagian dada sampai rok gaunku.

Evan menatapku sejenak, ada tatapan khawatir, lalu ekspresinya menegang, ketika matanya bertemu dengan mataku, yang menunjukkan ekspresi ketakutan, dia terkikik lalu dengan tangannya ia mendorong dahiku ke lantai untuk menghindari kontak mata dan tidak membiarkanku melihat ke atas.

Evan, apakah kau sama sekali tidak mendengarkan apa yang aku katakan? Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan sejauh ini.
Tampaknya tidak peduli seberapa banyak aku mencoba mengatakan kebenaran, orang-orang ini tidak akan mempercayaiku sama sekali. Kata-kataku tidak akan pernah menjangkau teman-temanku dan itu membuatku putus asa.
Itulah yang kau sebut gelap mata. Aku tidak percaya bahwa yang selama ini aku pikir kau adalah sahabatku dan aku tanpa tahu-menahu dijebak dengan kejahatan yang begitu mengerikan. Aku tahu kau memiliki rasa keadilan yang kuat, dan kau berusaha melindungi yang lemah.
Apakah aku, yang seorang putri bangsawan, paling hanya, menjadi antagonis dalam ceritamu yang menyiksa tokoh utama wanita? Bagaimana gambaran yang kau miliki tentang diriku sekarang? Memutar tangan seorang wanita dengan paksa adalah tindakan ksatria, bukan?



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]


Terima kasih telah membaca
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.

Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung

If you'd like to and wouldn't mind,
you could support or traktir me on:

Post a Comment

0 Comments

At a certain time, there are creatures that walk by two feet. These creatures can be divided into two by gender. These creatures are surprisingly able to pick something using things called hands.
And on a certain day, two of these creatures meet.

"Halloo~ I am Bujangga, ndesu! Nice to meet you!"
"Y, yes. Nice to meet you too, I am Fuurawan."
"Fuurawan-chan ka? Ii no namae."
"S, sangkyu."

The two greet each other due of their faces are facing each other.
They speak, breathe, blink, sweat, and so.
And after a long time passes,

 "!?"
"Kyaa~ Bujang-kyun."
"Daijoubu ka? Fuurawan-chan."
"D, daijoubu... desu."
"Mmm."
"Doushita no?"
"Fuurawan-chan no kaori, suuuuggoku WANGY, hmmmmmppppsshhh ahhhh wangyyyy."
"Mou~ Bujang-kyun no eccchi~."

On a certain day, these two meet and have lunch because they are hungry.
The boy orders fried rice while the girl orders a serve of seasoned rice being processed by frying.
For the drinks, the boy orders hot chocolate while the girl orders a cup of chocolate that has not been cold yet.
They eat their food.
They also feed some spoons with each other.
They then having a leisure exchange.

"Ikeh, yaru?"
"Damee~"
"Ikeh!"
"..."
"Ikeh, tanoshii, kimochii, ore, ganbarimasu!!!"
"Mouu~"
"Dame ka?"
"..."
"Dame nanoka."
"Ee, haayaakuuu~"

The two of them are having exercise, training, and workout, then.
When they finished, then they restarted.
And when they finished, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

On the other occasion,
On a day that is not a night.
That day the sun is shining brightly because it's a day and 12:00 o'clock.
The day is bright and the sun has not been set yet.
The breeze can be felt due to the air is flowing.
As he is breathing, a certain boy is approaching a girl.

"Yaa, kitten-chan, can I have your namae?"
"S, su, suteki~. Ah, hai. Fuurawan desu."
"Fuurawan-chan, huh. What a kirei no namae. By the way, watashi no namae is Badz Zheengan. Watashi wa Son of a Beach. Watashi came from The Pangea Selatan. Diligent in setsuyaku. Ketsueki type is I, I for Ikkehmen. Watashi no hobby wa breathing. Yoroshiku."
"Yoroshiku, Badz Zheengan-san."
"Fuurawan-chan, watashi no yubi to kimi no chawan, let's have made karera meet and unite."
"Hai."
"Watashi-tachi will have much tanoshi."

They have a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok.
When they have done of their a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok, then they re-doing again.
When they finished again, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

"Fuurawan-chaaannn!!! Ikanaide!!!!."
"Gomen ne, Bujang-kun."
"Dameee, Fuurawan-chaannnn!!!"
"Sayonara, Bujang-kun."