Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/45
44 - Teman pertama
"Ummm, Nona Rafina, kiranya dapatkah saya meminta waktu anda?"
Saat waktu istirahat makan siang, Mia mengunjungi ruang kelas Rafina sambil gugup dan tegang.
"Oh, Nona Mia, apa yang dapat saya bantu?"
Rafina menoleh sambil memasang senyuman tenang diwajahnya seperti biasa. Tapi, hal itu sama sekali tidak membuat Mia tenang.
Rafina yang dielu-elukan sebagai seorang Dara Suci, pada dasarnya ekspresi tersenyum pada wajah. Wajah defaultnya itu adalah wajah tersenyum. Dimungkinkan pula baginya untuk menebas Mia sambil tetap tersenyum.
Dia sama sekali tidak boleh lengah.
"Saya ingin meminta pembicaraan dengan anda sebentar...."
Dengan takut-takut, Mia menatap Rafina dengan tatapan melirik ke atas dalam wajah tertunduk.
"Begitu, lalu, ah benar, saya baru saja berpikir untuk makan siang, bagaimana kalau anda bergabung dengan saya?"
Rafina membawa Mia ke ruangannya dengan suara tenang seperti biasanya.
"Ah, benar. Terima kasih atas hadiah-hadiahnya, para staff sangat senang menerimanya."
Rafina menepukkan tangannya sambil berbicara dengan nada gembira.
Mia yang belum menerima laporan dari Anne, tidak tahu atas apa gerangan yang telah terjadi. Dia ingin menanyakan akan hal itu, namun, untuk saat ini dia hanya tersenyum lega menyaksikan Rafina yang tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik.
――Syukurlah, jika seperti ini........, kurasa diriku mampu mengelolanya!
Setelah mereka duduk, set makan siang untuk dua orang telah berbaris di atas meja di depan mereka. Kemudian, Mia menundukkan kepalanya.
"Saya sungguh minta maaf untuk apa yang telah terjadi."
Jalan menuju guillotine ada di depannya, jadi Mia mengucapkan permintaan maaf tanpa keraguan sama sekali.
"Mohon angkat wajahmu, Putri Mia. Ini tidak seperti anda yang melakukannya, bukan?"
"Tidak, saya adalah seorang putri, jadi saya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan para bangsawan Kekaisaran."
Kata Mia, berusaha untuk tampak seterpuji mungkin.
Benar, sebenarnya, kejadian itu dilakukan tanpa sepengetahuan saya! Dia ingin mengatakan kata-kata itu dan semacamnya, namun dia harus menahan dirinya untuk saat ini.
"Jadi, bagaimana anda membersihkan pasca-kejadian itu?"
"Baik, para pengawal yang terlibat langsung sudah saya kembalikan ke tempat asal mereka. Dan para siswa yang merupakan tuan mereka dalam tahanan rumah karena kami keterlibatan mereka masih belum jelas.
"Bukankah itu hukuman yang agak terlalu longgar?"
Rafina menyipitkan matanya.
――Hiiiiiiiiiii!
Tatapan dingin itu membuat Mia gemetaran.
Seperti yang dia pikirkan, seharusnya dia memberi para tuan itu hukuman yang lebih berat, namun itu sudah terlambat, dan kini ia menyesalinya.
Entah bagaimana, dia harus meminta pertimbangan keputusan dia telah menghukum mereka dengan ringan.
"Putri Mia, anda, sungguh seseorang yang pengasih, bukan."
――B, b, ba, ba, bagaimana ini, apa yang harus diriku lakukan?
Layaknya seekor kucing yang sedang diawasi oleh singa yang mengendap-endap, Mia berusaha sekuat tenaga mencari jalan keluar.
Namun, dia yang sedang mengalami demam, otaknya tidak mampu untuk memikirkan apapun....
Saat itu, dia tiba-tiba melihat semangkuk sup yang ada di depannya. Itu adalah sup dengan sayuran kuning, sup dengan tomat bulan kuning yang dia rindukan.
Kemudian dia teringat akan wajah dari seorang kepala koki Istana Kekaisaran.
Seorang pria keras kepala yang dengan terampil memasak tomat bulan kuning yang dibenci oleh Mia...
"....Hanya setelah tiada makanan yang dapat dimakan, barulah dirimu menyadari bahwa menyia-nyiakan tomat bulan kuning hanya karena itu tampak buruk adalah suatu tindakan berdosa...."
Ini mengingatkannya pada rasa tomat bulan kuning yang ia makan setelah reinkarnasi-nya.
Memikirkan kembali bahwa ia telah menyia-nyiakan hidangan yang telah dipersiapkan dengan amat sangat hati-hati untuknya, dia hanya bisa merenungi betapa buruknya dirinya dahulu.
――Ehh, Diriku telah lari dari kenyataan! Saat ini, bukan itu yang menjadi masalah.....
"Dengan kata lain, mereka melakukan hal buruk dikarenakan mereka tidak mengetahui bahwa tindakan itu adalah suatu tindakan yang buruk, bukan?"
"....Eh?"
"Tidak ada banyak kerugian, dan pula korban telah ditangani dengan baik. Begitu, sebagai bentuk antisipasi, anda mengirimkan Anne, orang terpercaya anda ya,...."
Berbeda jauh dengan sebelumnya, kini Rafina tersenyum lembut.
Ada dua sisi dalam suatu hukuman.
Sisi satu untuk menghibur si korban, sedang sisi satunya adalah untuk mendorong si pelaku untuk merenungkan atas tindakan yang telah dia lakukan.
Dalam hal ini, kerugian telah ditekan seminimal mungkin berkat usaha dari Anne.
"Dalam hal ini, mendorong para pelaku untuk merenung dan menyesali perbuatan mereka sambil berharap mereka akan belajar dan tumbuh dari kesalahan yang telah mereka perbuat..... Memang, itu mungkin adalah cara yang lebih tepat untuk belajar."
"Persis, tepat seperti yang saya maksudkan!"
Mia sebenarnya...... hanya mengikuti arus. Dia tidak mengerti sama sekali, namun, selama ia bisa melewatinya, apapun itu baik-baik saja.
"Nona Mia."
Sekali lagi, Rafina meraih tangan Mia.
"Kewelasasihan anda bahkan pada orang jahat dalam mengupayakan perbaikan diri mereka adalah sesuatu yang belum pernah saya saksikan. Seperti yang dapat diharapkan dari Kebijaksanaan Kekaisaran, saya sungguh kagum."
"Sa, saya merasa tersanjung mendengarnya."
Itu memang terasa tidaklah nyaman ketika dia tampak begitu terkesan, jadi Mia hanya melayangkan senyum tipis.
"Lalu......, itu, Nona Mia, ummmm......"
Tiba-tiba, cara bicara Rafina menjadi canggung.
――A, apakah masih ada yang lain?
Mia merasa ingin segera melarikan diri, namun, apa yang diucapkan Rafina benar-benar diluar dugaannya.
"Ummm, kiranya maukah anda berteman dengan saya?"
"Eh?"
Dan pada hari itu, Mia menjadi teman dari Sang Putri Duke, Rafina.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Setelah berpamitan kepada Rafina dan kembali ke kamarnya, Mia sekali lagi memuji Anne dari dalam lubuk hatinya.
Mia membawa Anne ke kota bersamanya secara paksa, menyebutnya sebagai hadiah, mereka bersenang-senang dan berkeliling sambil menikmati penganan-penganan manis....
Namun, itu adalah suatu cerita lain.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung
Post a Comment
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.