Tearmoon Empire Story I - Bab 52

Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/54




52 - Ide luar biasa Anne


"A-apa yang harus diriku lakukan?"

Hanya tersisa tiga hari menuju pembukaan kejuaraan berpedang ketika segalanya semakin memuncak. Mia dihadapkan pada kenyataan pahit ketika ia menuju ke toko kotak bekal terbaik seantero pulau.

"Tinggal beberapa hari lagi sampai hari H. Dan pula semua toko disekitar sudah penuh akan pesanan, jadi akan sulit untuk menambahkan pesanan lain sekarang."

Ia harus menyebut bahwa ini adalah kecerobohan dan keteledorannya.
Mia telah mendengar dari gadis-gadis pengikutnya bahwa akan lebih baik bilamana kotak bekal tersebut disiapkan "dengan tangan sendiri", jadi ia memutuskan untuk memesannya sendiri tanpa berkonsultasi dengan Anne.
Ia telah berhubungan dengan para saudagar kembali ketika ia berada di Kekaisaran, dan pula telah menyaksikan bagaimana jalan terlaksananya niaga ketika ia bersama Ludwig. Jadi ia berpikir bahwa ia akan mampu menanganinya.
Namun malah menjadi sebaliknya.

――B, b, b, b-bagaimana ini....? Apa yang harus diriku lakukan.....!?

Keringat dingin mengalir di punggung Mia ketika ia diberitahu bahwa masa pemesanan sudah ditutup.

――Jika diriku memberinya koin emas lebih....... mungkin saja......

Memberi sogokan uang adalah cara termudah. Jika ia memberi uang lebih maka mungkin saja mereka akan memprioritaskan pesanannya. Tetapi....

――Diriku tidak dapat melakukan hal semacam itu.

Mia dengan segera menyangkal gagasan itu. Dari apa yang ia telah pelajari dari beberapa kesempatan dalam pertemuan, sosok penguasa Akademi, Sang Putri Duke, Rafina, adalah sosok orang yang sangat memperhatikan akan hal-hal kecil.
Jika ia menyogok toko kotak bekal untuk memprioritaskan pesanannya, maka hal itu mungkin saja masih bisa dimaafkan. Namun apa jadinya bila langkah untuk memprioritaskan pesanan Mia itu malahan membuat mereka membatalkan pesanan yang lain...
Pastinya Rafina akan kecewa padanya dan tidak akan pernah mau bertemu dengannya lagi.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
"Itu...., itu terlalu menakutkan."

Meski begitu, pada akhirnya Mia tidak dapat menemukan gagasan yang lebih baik. Jadi,

"A, Anne!"

Mia mengandalkan punggawa setianya yang sedang menunggu di kamarnya.

"Putri Mia, mohon tenang kan diri anda."

Anne panik melihat Mia yang kembali dengan penampilan setengah menangis. Akan tetapi setelah ia mendengarkan akan apa yang telah terjadi, ia segera mulai mengambil tindakan.

――Untuk saat ini, langkah terbaik adalah pergi ke pasar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi....

Ketika Mia sedang menikmati kehidupan akademinya, Anne dengan aktif terus membangun koneksi. Awalnya dengan para pegawai Akademi St. Noel. Selanjutnya dengan seorang pedagang yang memiliki hubungan dengan Akademi, lalu dengan pedagang yang merupakan kenalan dari pedagang tersebut.
Anne sudah sering mengunjungi kota, dan ia telah memiliki hubungan lebih dari sekedar kenalan dengan orang-orang di pasar. Setelah memanfaatkan sepenuhnya koneksi yang ia miliki, Anne memahami keseluruhan keadaan secara umum.

"Begitu, tentunya itu situasi yang sulit."

Pertama-tama, kotak bekal yang enak, demikian Mia menyebutnya, adalah komoditi yang sangat langka disini.
Kotak bekal adalah makanan yang disantap selama perjalanan.
Terutama dalam perjalanan yang menempuh jarak yang jauh, akan tetapi citra publik akan kotak bekal adalah makanan yang miskin akan rasa ketimbang makanan awetan semacam daging kering ataupun roti kering.
Dan sebenarnya, citra tersebut kurang lebih sama dengan apa yang menyebar dikalangan bangsawan.
Penting agar makanan yang disantap bernutrisi tinggi serta tidak mengganggu kesehatan perut, sedangkan rasa adalah nomor dua.
Itulah sebabnya tidak ada kebutuhan akan adanya "Kotak bekal lezat" untuk menyenangkan para siswa laki-laki.
Orang-orang tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk hal-hal semacam itu, bahkan para siswa-siswi akademi tidak selalu membutuhkannya.
Jumlah toko yang menangani bisnis kotak bekal terbatas, dan di situasi saat ini mereka tidak dapat menangani jumlah pesanan.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
"Jadi simpulannya adalah, kurangnya jumlah penyedia jasanya ya."

Untuk saat ini, kemungkinan terburuk bisa dihindari, dan Anne menghela nafas penuh dengan kelegaan.
Hal yang paling ditakuti Anne adalah kurangnya bahan baku. Jika ia tidak mampu memperoleh bahan-bahan untuk membuat kotak bekal, maka sudah mustahil baginya.

"Tetapi, dengan ini....."

Anne berkeliling pasar untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan, kemudian ia kembali menghadap Mia.

"B-bagaimana? Anne, apakah dirimu berhasil mengaturnya entah bagaimana?"

Anne memberi anggukan kecil pada Mia, yang tampak penuh dengan kecemasan.

"Entah bagaimana, saya rasa ini akan berhasil."

Mendengarkan jawabannya itu, Mia menghela nafas lega, lalu,

"Seperti yang bisa diharapkan! Anne, dirimu berhasil menemukan tempat yang membuatnya, bukan?"
"Tidak, Putri Mia. Mustahil bagi saya menemukan tempat tersebut."

Kata-kata Anne selanjutnya membuat Mia membiru lagi.

"L-lalu, apa yang harus diriku lakukan?"
"Mari kita membuatnya?"

Anne memandang Mia dengan wajah penuh akan ekspresi tegas, seolah ia telah memantapkan jiwanya untuk melakukan sesuatu.

".....Eh?"

Lalu ia meraih dan menggenggam erat tangan Mia yang sedang memiringkan kepalanya.

"Saya akan membantu juga, Jadi Putri Mia sendiri yang akan menyiapkan kotak bekal bagi Pangeran Abel."
"Mm-membuatnya? Diriku ini?"

Bagaimanapun, Mia belum pernah memasak sebelumnya.

"Benar. Anda mungkin belum mengetahui akan hal ini, akan tetapi ada suatu kebiasaan yang termasyhur dalam masyarakat bahwa para suami akan bersuka-cita atas kotak bekal yang disiapkan oleh para istri untuk mereka, menyebutnya sebagai "Kotak Bekal Istri Tercinta" atau semacamnya. Pria akan sangat gembira bilamana seorang wanita memasak untuknya."

Anne mengatakan kalimat itu dengan ekspresi penuh kepuasan yang tergambar  diwajahnya.

"Begitu, jadi terdapat kebiasaan semacam itu. Ngomong-omong, Anne....., apakah Anne pandai dalam memasak?"
"........Saya, mampu untuk, memanggang roti."

――Ah, anak ini, tidak bisa diharapkan.

Mia sangat menyadari akan aroma berbahaya yang terkandung dalam nuansa kata yang terlontar dari Anne itu.



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]


Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.

Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung


Support Bujangga on:

Post a Comment

Post a Comment

Free to post any comment, but...
Please don't spam, toxic, and disrespect to others.