Tearmoon Empire Story I - Bab 65

Settings:
Tearmoon Empire Story (Webnovel)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung


Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/67/



65 - Kejuaraan Berpedang 4 -Janji tuk bertanding kembali-


Suara logam yang memekakkan bergema. Itu adalah kali kedua pedang mereka saling bersilang.
perubahan halus terjadi dalam pertandingan ini. Namun, bagi yang menyaksikan, itu hanyalah perubahan sepele belaka.
Akan tetapi itu adalah hal yang menentukan bagi keduanya yang sedang berhadapan.

"Begitukah, jadi apakah anda akhirnya berlaku serius?"

Terhadap tebasannya yang ditahan, Abel mengerutkan keningnya. Ini akan lebih baik jika saja serangannya itu ditangkis sepenuhnya.
Seolah tanpa perlawanan berarti, tebasan yang ia lancarkan ditangkis.
Ia hampir saja terjatuh, namun berhasil meraih kembali pijakannya.

"Bukan, anda mungkin takkan mempercayai, namun saya ini senantiasa serius."

Shion terseyum masam saat ia menatap Abel dalam tenang.

"Namun, meski anda percaya, tetap saja sulit tuk menahannya. Tebasan barusan sungguhlah benar-benar masalah besar."

Shion terseyum sambil ia perlahan menurunkan pedangnya dan memposisikan dalam sikap posisi kuda-kuda bawah.

"Dengan segala hormat tuk serangan tajam anda, namun saya kan sampaikan sebuah nasihat bahwa jika serangan anda selanjutnya sama dengan apa sebelumnya....., Anda akan kalah, Pangeran Abel."

Shion tersenyum, namun senyum itu berbeda dari sebelumnya, senyum yang menusuk dan tak kenal takut. Abel paham bahwa dia tidaklah berbohong ketika ia mengucapkannya...

"Apakah begitu, lalu, hanya ada satu hal yang harus dilakukan."

Abel mengangkat pedangnya tinggi diatas kepalanya. Sikap kuda-kudanya sama seperti apa yang sebelumnya.
Sebuah sikap menyerang yang bermartabat.

"Apakah ini artinya anda menyerah?"

Menyaksikan hal ini, Shion sedikit mengerutkan keningnya, namun sebaliknya, Abel hanya tersenyum kecut.

"Tidak, bukan itu sama sekali. Ini demi kemenangan, Pangeran Shion."
"Begitu rupanya. Lalu sekali lagi, saya menghormati anda, Abel Remno. Saya kan kerahkan segala daya upaya tuk mengalahkan anda."

Jika ia mengubah taktiknya seperti apa yang Shion nasihatkan, kekalahan Abel sudah dipastikan.
Tidak peduli bagaimana ia menyerang, ia takkan pernah mampu untuk melampaui bakat Shion yang diberkahi dari surga.
Namun, Abel tetap mengambil sikap yang selalu ia gunakan, satu-satunya yang paling ia yakini.
Ini bukanlah karena ia telah berpasrah tidak bisa tuk melakukan apa-apa lagi, namun ini demi untuk menang.
Dengan kata lain, itu adalah tekad tidak melakukan serangan yang sama seperti apa yang sebelumnya, namun untuk melampaui segala yang telah ia lakukan sejauh ini.
Karena itu, Shion mengakuinya.
Satu-satunya yang memiliki kesempatan untuk mengalahkanmu adalah lawan (rival) sepadan, dan harus mengerahkan segala daya upaya untuk itu.
keduanya berdiri saling berhadapan tanpa bergerak.
Hujan yang turun mulai menjadi semakin lebat dan melanda keduanya, namun mereka tidaklah memiliki waktu untuk sedikitpun peduli akan hal itu.
Abel sedang memusatkan pikirannya untuk melancarkan serangan terbaik yang ia mampu pada Shion.
Jadi dapat dipahami baginya untuk tidak peduli akan sekitar.
Ia tahu bahwa ini bukanlah duel yang mempertaruhkan hidupnya, maupun juga pertarungan.
Ini hanyalah pertandingan yang ditujukan demi memperdalam persahabatan antar siswa belaka.
Juga bukanlah sesuatu yang membuat peserta terserang deman, apalagi yang memaksa mereka untuk terus melanjutkan pertandingan ditengah guyuran hujan. lebat...

"Cukup!"

Wasit menghentikan pertandingan.

"Ap-!"

Abel setengah tertegun saat mendengarnya.

"Aah, jadi beginilah akhirnya."

Shion menyarungkan pedangnya dan mengangkat bahunya.
Tampaknya, Shion telah memiliki perkiraan akan apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi dia tidaklah begitu terkejut.

"Saya sungguhlah ingin menyelesaikan pertandingan, namun apadaya...... Sepertinya kesempatan terdekat ialah Kejuaraan Berpedang di musim dingin ini."

Kemudian Shion tersenyum pada Abel.

"Kiranya, Pangeran Abel. Sudikan anda berjanji tuk memiliki pertandingan ulang dengan saya?"

Ucapnya sambil mengulurkan jabatan.

"Ya. Itu pulalah yang saya inginkan."

Abel meraih jabatan tangan Shion.
Dengan ini, ditandai dengan jabat tangan erat, pertandingan mereka berdua berakhir.





"Pangeran Abelー!"

Mia berlari menghampiri Abel segera setelah dia keluar dari arena.
Ia menyemangati dengan kata-kata dorongan dan penyemangat terbaik yang ia bisa, sebagaimana dia selangkah lagi dari mengalahkan Shion yang jahat itu.

"Tadi sungguhlah sangat menakjubkan. Anda begitu dekat, sungguh sangatlah begitu dekat, tinggal selangkah lagi."
"Tidak...... Putri Mia, jika tadi tetap berlanjut, maka sayalah yang akan....."

Mia tetap melanjutkan, tanpa menyadari betapa kebingungannya Abel.

"Pastinya, seseorang merasa iri akan dekatnya kemenangan Pangeran Abel dan dengan dengkinya berdoa supaya hujan turun! Tadi sungguh sangatlah dekat, dan sungguh sangat disayangkan pertandingan yang adil itu harus terhenti."

.....Nyatanya, pada garis waktu yang sebelumnya, Mia berada sendirian di kamarnya setelah ia menghabiskan bekal makan siangnya yang dalam kesendirian itu.
Saat itu, ketika Mia mendengar bahwa Shion yang sangat ia benci itu akan memenangkan kejuaraan, ia berdoa sepenuh hati supaya hujan turun. Dan saat mengetahui bahwa kejuaraan dibatalkan kerena hujan, ia bersorak dan tertawa kegirangan.
Mia benar-benar telah lupa akan kehidupannya yang rendah dan menyedihkan itu.





Dengan demikian, Kejuaraan Berpedang tahun itu dibatalkan diakibatkankan karena hujan.
Janji akan pertandingan ulang antar keduanya itu nyatanya akan terpenuhi lebih cepat dari yang mereka berdua harapkan, dan jua pada tempat yang tidak mereka duga.
Lagi, tempatnya pun bukanlah di arena, melainkan di medan perang, dan kedua belah pihak akan benar-benar serius....
Namun kejadian itu masihlah jauh. (PTW/N: Jirrr di-spoiler sama author... wkwkwkwk)



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~

[Akhir Bab]


Terima kasih telah membaca disini
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.

Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung


If you'd like to and wouldn't mind,
you could support or traktir me on:

Post a Comment

0 Comments

At a certain time, there are creatures that walk by two feet. These creatures can be divided into two by gender. These creatures are surprisingly able to pick something using things called hands.
And on a certain day, two of these creatures meet.

"Halloo~ I am Bujangga, ndesu! Nice to meet you!"
"Y, yes. Nice to meet you too, I am Fuurawan."
"Fuurawan-chan ka? Ii no namae."
"S, sangkyu."

The two greet each other due of their faces are facing each other.
They speak, breathe, blink, sweat, and so.
And after a long time passes,

 "!?"
"Kyaa~ Bujang-kyun."
"Daijoubu ka? Fuurawan-chan."
"D, daijoubu... desu."
"Mmm."
"Doushita no?"
"Fuurawan-chan no kaori, suuuuggoku WANGY, hmmmmmppppsshhh ahhhh wangyyyy."
"Mou~ Bujang-kyun no eccchi~."

On a certain day, these two meet and have lunch because they are hungry.
The boy orders fried rice while the girl orders a serve of seasoned rice being processed by frying.
For the drinks, the boy orders hot chocolate while the girl orders a cup of chocolate that has not been cold yet.
They eat their food.
They also feed some spoons with each other.
They then having a leisure exchange.

"Ikeh, yaru?"
"Damee~"
"Ikeh!"
"..."
"Ikeh, tanoshii, kimochii, ore, ganbarimasu!!!"
"Mouu~"
"Dame ka?"
"..."
"Dame nanoka."
"Ee, haayaakuuu~"

The two of them are having exercise, training, and workout, then.
When they finished, then they restarted.
And when they finished, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

On the other occasion,
On a day that is not a night.
That day the sun is shining brightly because it's a day and 12:00 o'clock.
The day is bright and the sun has not been set yet.
The breeze can be felt due to the air is flowing.
As he is breathing, a certain boy is approaching a girl.

"Yaa, kitten-chan, can I have your namae?"
"S, su, suteki~. Ah, hai. Fuurawan desu."
"Fuurawan-chan, huh. What a kirei no namae. By the way, watashi no namae is Badz Zheengan. Watashi wa Son of a Beach. Watashi came from The Pangea Selatan. Diligent in setsuyaku. Ketsueki type is I, I for Ikkehmen. Watashi no hobby wa breathing. Yoroshiku."
"Yoroshiku, Badz Zheengan-san."
"Fuurawan-chan, watashi no yubi to kimi no chawan, let's have made karera meet and unite."
"Hai."
"Watashi-tachi will have much tanoshi."

They have a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok.
When they have done of their a wik wok awok koakoawaok akoawoakakwa kawkaowaoaok, then they re-doing again.
When they finished again, the boy pleaded for the second.
Then when they finished, this time in the girl who asked the third.
And when they finished, the boy once again pleaded for the fourth.
Then when they finished, the girl also once again asked for the fifth.
And so on.

◆◆◆

"Fuurawan-chaaannn!!! Ikanaide!!!!."
"Gomen ne, Bujang-kun."
"Dameee, Fuurawan-chaannnn!!!"
"Sayonara, Bujang-kun."